MAKALA
METEOLOGI STUDI
ISLAM
TENTANG AL QURAN
SYARIAH (EPI) IC
DISUSUN OLEH
NAMA : ANGGA WIJAYA SAPUTRA
NIM : 11631092
Kementrian Agama Republik Indonesia
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
(STAIN) CURUP
Jl. Dr. AK Gani No 1 Fac. (0732) 21010
Telp. 21010 – 21759 Kotak Pos. 10839119
KATA PENGANTAR
Puji
syukur saya haturkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunianya, makalah ini
dapat di selesaikan. Tak lupa pula saya sampaikan banyak terima kasih atas
pertanyaan para pembaca yang telah menggunakan makalah ini sebagai panduan
untuk mempelajari lebih detail tentang Meteologi Studi Islam. Saya berusaha
mengulas secara rinci tentang hal tersebut.
Akhir kata saya mengucapkan banyak
terima kasih kepada para pembaca, apabila terdapat kekurangan dan kesalahan dalam
penulisan makalah ini. Saya mengharap kritik dan saran dari pembaca agar saya
dapat lebih mengembangkan lagi makalah ini dan penulis berharap semoga makalah
ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan serta pengetahuan pembaca. Amin.
Curup
12 Nopember 2011
Penulis
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar ……………………………………………………..……………… 2
Bab
I Pendahuluan ………………………………………………………………… 4
A.
Latar Belakang
………………................................................................ 4
B.
Rumusan masalah ………………............................................................ 4
C.
Tujuan penulisan ………………………………………………………. 4
Bab
II Pembahasan ………………………………………………………………. 5
A.
Pengertian
dan Sejarah Turunnya Al Quran …………………………… 5
B.
Sejarah
Penulisan dan Pembukuan Al Quran ……………………….… 5
C.
Pengertian Ulum
Quran.................................................................... 6
D.
Fungsi Al Quran............................................................................ 7
E.
Bukti kebenaran Al Quran............................................................... 9
F.
Pendekatan Memahami Al
Quran.................................................... 9
Bab
III Kesimpulan ………………………………………………………………. 11
Daftar Pustaka
…………………………………………………………….......... 12
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sesungguhnya Al
Quran( القرآن) merupakan kitab suci bagi umat islam, sebagai sumber hukum yang
utama dan pertama mengatur tatanan kehidupan manusia dan memuat segala aspirasi
dan sumber motivasi umat, baik berhubungan dengan kehidupan duia maupun di
akherat.
Oleh sebab itu
eksistensi Al Quran sangat diperlukan dan dibutukan serta diperuntukan kepada
seluruh umat manusia, keberadannya adalah menepati posisi sentral bagi seluruh
aspek kehidupan manusia, sebab makna nyata yang terkandung di dalamnya adlah
sebagai petunjuk, bayyinah serta
menjadi furqon sehingga wajar jika Al
Quran mendapatkan perhatian yang amat besar bagi semua pihak yang ingin
memperoleh cahaya serta mengenal lebih dekat dengan ajaran islam.
Umat Islam
percaya bahwa Al Quran merupakan puncak dan penutup wahyu Allah yang
diperuntukkan bagi manusia, dan bagian dari rukun iman, yang disampaikan kepada
Nabi Muhammad SAW, melalui perantaraan Malaikat Jibril.
Dengan definisi
tersebut sebagaimana dipercayai umat Muslim, firman Allah yang diturunkan
kepada Nabi selain Nabi Muhammad SAW, tidak dinamakan Al Quran seperti Kitab
Taurat yang diturunkan kepada umat Nabi Musa AS atau Kitab Injil yang
diturunkan kepada umat Nabi Isa AS. Demikian pula firman Allah yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW yang membacanya tidak dianggap sebagai ibadah, seperti
Hadits Qudsi, tidak termasuk Al Quran.
B.
Rumusan Masalah.
Dari latar belakang diatas maka dapat diambil suatu masalah
yaitu :
1.
Pengertian Al Quran dan Sejarah
turunnya Al Quran.
2.
Sejarah Penulisan dan Pembukuan Al
Quran.
3.
Pengertian Ulum Quran
4.
Fungsi Al Quran.
5.
Bukti kebenaran Al Quran
6.
Pendekatan memahami Al Quran.
C.
Tujuan Penulisan
Karena pentingnya Meteologi Studi Islam
bagi hidup dan untuk peningkatan kualitas pendidikan beragama Islam dimasa
depan kita, maka disusunlah makalah ini sebagai pemacu pemikiran yang lebih
luas. Tujuan penulisan ini iyalah untuk
menambah wawasan tentang Meteologi Studi Islam.
Rahman
Abdul dan Masudi, Metodologi Studi Islam,
Curup, Lembaga Penerbitan dan Percetakan STAIN Curup 2011, hal 53
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian dan Sejarah Turunnya Al Quran.
Secara Etimologi Ditinjau dari segi kebahasaan,
Al Quran berasal dari bahasa Arab yang berarti "bacaan" atau
"sesuatu yang dibaca berulang-ulang". Kata Al Quran adalah bentuk
kata benda (masdar) dari kata kerja qara'a yang artinya membaca.
Secara Trimonologi Al Quran berarti al-kalam al mu’jiz yang diturunkan oleh
Alla SWT kepada Nabi Muhamad SAW dengan jalan wahyu. Sementara menurut Hasby
as-Siddhiqey mengatakan bahwa Al Quran adalah nama bagi kalamullah yang diturunkan kepada nabi muhamad yang di tulis dalam
mushaf.
Lebih rincinya Al Quran adalah firman Allah
yang tiada tandingannya, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW penutup para Nabi
dan Rasul, dengan perantaraan Malaikat Jibril AS dan ditulis pada mushaf-mushaf
yang kemudian disampaikan kepada kita secara mutawatir, serta membaca dan
mempelajarinya merupakan ibadah, yang dimulai dengan surat Al-Fatihah dan
ditutup dengan surat An-Nas.
Al Quran terdiri
atas 114 bagian yang dikenal dengan nama surah (surat). Setiap surat terdiri atas beberapa ayat, di mana surat
terpanjang 286 ayat adalah surat Al Baqarah dan yang terpendek hanya memiliki 3
ayat yakni surat Al Kautsar, An-Nasr dan Al-Așr. Surat-surat yang panjang
terbagi lagi atas sub bagian lagi yang disebut ruku' yang membahas tema atau
topik tertentu.
Al Quran terbagi
menjadi dua yaitu Makkiyah dan Madaniyah. Sedangkan menurut tempat
diturunkannya, surat Makkiyah(diturnkan di Mekah) dan Madaniyah(diturnkan di
Madinah) Pembagian ini berdasarkan tempat dan waktu penurunan surat dan ayat
tertentu di mana surat-surat yang turun sebelum Rasulullah SAW hijrah ke
Madinah digolongkan surat Makkiyah sedangkan setelahnya tergolong surat
Madaniyah.
Al Quran tidak
turun sekaligus. Al Quran turun secara berangsur-angsur selama 22 tahun 2 bulan
22 hari. Oleh para ulama membagi masa turun ini dibagi menjadi 2 periode, yaitu
periode Mekkah dan periode Madinah. Periode Mekkah berlangsung selama 12 tahun
masa kenabian Rasulullah SAW dan surat-surat yang turun pada waktu ini
tergolong surat Makkiyyah. Sedangkan periode Madinah yang dimulai sejak
peristiwa hijrah berlangsung selama 10 tahun dan surat yang turun pada kurun
waktu ini disebut surat Madaniyah.
Rahman
Abdul dan Masudi, Metodologi Studi Islam,
Curup, Lembaga Penerbitan dan Percetakan STAIN Curup 2011, hal 57
B.
Sejarah Penulisan dan Pembukuan Al Quran.
Penulisan Al
Quran sudah dimulai sejak zaman Nabi Muhammad SAW, pada masa ketika Nabi
Muhammad SAW masih hidup, terdapat beberapa orang yang ditunjuk untuk
menuliskan Al Quran yakni Zaid bin Tsabit, Ali bin Abi Talib, Muawiyah bin Abu
Sufyan dan Ubay bin Kaab. Sahabat yang lain juga kerap menuliskan wahyu
tersebut walau tidak diperintahkan. Media penulisan yang digunakan saat itu
berupa pelepah kurma, lempengan batu, daun lontar, kulit atau daun kayu,
pelana, potongan tulang belulang binatang. Di samping itu banyak juga
sahabat-sahabat langsung menghafalkan ayat-ayat Al-Qur'an setelah wahyu
diturunkan.
·
Pada
masa pemerintahan Abu Bakar
Pada masa
kekhalifahan Abu Bakar, terjadi beberapa pertempuran (dalam perang yang dikenal
dengan nama perang Ridda) yang mengakibatkan tewasnya beberapa penghafal Al Quran
dalam jumlah yang signifikan. Umar bin Khattab yang saat itu merasa sangat
khawatir akan keadaan tersebut lantas meminta kepada Abu Bakar untuk
mengumpulkan seluruh tulisan Al Quran yang saat itu tersebar di antara para
sahabat. Abu Bakar lantas memerintahkan Zaid bin Tsabit sebagai koordinator
pelaksaan tugas tersebut. Setelah pekerjaan tersebut selesai dan Al Quran
tersusun secara rapi dalam satu mushaf, hasilnya diserahkan kepada Abu Bakar.
Abu Bakar menyimpan mushaf tersebut hingga wafatnya kemudian mushaf tersebut
berpindah kepada Umar sebagai khalifah penerusnya, selanjutnya mushaf dipegang
oleh anaknya yakni Hafsah yang juga istri Nabi Muhammad SAW.
·
Pada
masa pemerintahan Utsman bin Affan
Pada masa
pemerintahan khalifah Utsman bin Affan, terdapat keragaman dalam cara pembacaan
Al Quran (qira'at) yang disebabkan oleh adanya perbedaan dialek (lahjah) antar
suku yang berasal dari daerah berbeda-beda. Hal ini menimbulkan kekhawatiran
Utsman sehingga ia mengambil kebijakan untuk membuat sebuah mushaf standar
(menyalin mushaf yang dipegang Hafsah) yang ditulis dengan sebuah jenis penulisan
yang baku. Standar tersebut, yang kemudian dikenal dengan istilah cara
penulisan (rasam) Utsmani yang digunakan hingga saat ini. Bersamaan dengan
standarisasi ini, seluruh mushaf yang berbeda dengan standar yang dihasilkan
diperintahkan untuk dimusnahkan (dibakar). Dengan proses ini Utsman berhasil
mencegah bahaya laten terjadinya perselisihan di antara umat Islam di masa
depan dalam penulisan dan pembacaan Al Quran.
·
Pada
masa Kholifah Al Makmun (813-833 M), para ahli qiroah menambahkan lagi berbagai
tanda dalam Al Quran, seperti membuat tanda-tanda ayat, tanda-tanda waqof
(berhenti membaca), serta tanda-tanda ibtida (memulai membaca), dan menerangkan
identitas surat pada awal setiap surat. Seperti nama surah, tempat turunnya dan
jumlah ayatnya. Tanda-tanda lainnya, adalah tanda pemisah antara satu juz,
seperti Juz Amma, yang diikuti dengan penomorannya, tanda hizd untuk membedakan
satu hizd dengan hizd lainnya, tiap tanda dibagi empat, satu perempat ditulis
al rub, seperdua nizf dan tiga perempat ats tsul.
C.
Pengertian Ulum Quran
Secara etimologi,
kata Ulumul Qur’an berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari dua kata,
yaitu “ulum” dan “Al-Qur’an”. Kata ulum adalah bentuk jama’ dari
kata “ilmu” yang berarti ilmu-ilmu.
Kata ulum yang disandarkan kepada kata Al Quran telah
memberikan pengertian bahwa ilmu ini merupakan kumpulan sejumlah ilmu yang
berhubungan dengan Al Quran, baik dari segi keberadaanya sebagai Al Quran
maupun dari segi pemahaman terhadap petunjuk yang terkandung di dalamnaya.
Sedangkan
menurut terminologi terdapat berbagai definisi yang dimaksud dengan ulumul
Quran diantara lain :
- Assuyuthi ra. dalam kitab Itmamu
al-Dirayah mengatakan :
“Ilmu yang membahas tentang keadaan Al Quran dari segi turunya, sanadnya, adabnya makna-maknanya, baik yang berhubungan lafadz-lafadznya maupun yang berhubungan dengan hukum-hukumnya, dan sebagainya”. - Al-Zarqany ra. memberikan definisi sebagai berikut:
“Beberapa pembahasan yang berhubungan dengan Al Quran Al-Karim dari segi turunya, urutannya, pengumpulannya, penulisannya, bacaannya, penafsirannya, kemu’jizatannya, nasikh mansukhnya, penolakan hal-hal yang bisa menimbulkan keraguan terhadapnya, dan sebagainya”.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa ulumul qur’an adalah ilmu yang membahas
hal-hal yang berhubungan dengan Al Quran, baik dari aspek keberadaanya sebagai
Al Quran maupun aspek pemahaman kandunganya sebagai pedoman dan petunjuk bagi
manusia atau ilmu-ilmu yang berhubungan dengan berbagai aspek yang terkait
dengan keperluan membahas Al Quran.
Secara
garis besar Ilmu Al Quran terbagi dua pokok bahasan yaitu :
- Ilmu yang berhubungan dengan riwayat semata-mata,
seperti ilmu yang membahas tentang macam-macam qira’at, tempat turun
ayat-ayat Al Quran, waktu-waktu turunnya dan sebab-sebabnya.
- Ilmu yang berhubungan dengan dirayah, yakni ilmu yang
diperoleh dengan jalan penelaahan secara mendalam seperti memahami lafadz
yang ghorib (asing) serta mengetahui makna ayat-ayat yang berhubungan
dengan hukum.
D.
Fungsi Al Quran.
Fungsi Al Quran sebagai tersurat dalam
nama-namanya adalah sebagai berikut:
a.
Al-Huda (petunjuk)
Pertama
petunjuk bagi manusia secara umum. Allah berfirman,
ãöky
tb$ÒtBu
üÏ%©!$#
tAÌRé&
ÏmÏù
ãb#uäöà)ø9$#
Wèd
Ĩ$¨Y=Ïj9
;M»oYÉit/ur
z`ÏiB
3yßgø9$#
Èb$s%öàÿø9$#ur
4 `yJsù
yÍky
ãNä3YÏB
tök¤¶9$#
çmôJÝÁuù=sù
( `tBur
tb$2
$³ÒÍsD
÷rr&
4n?tã
9xÿy
×o£Ïèsù
ô`ÏiB
BQ$r&
tyzé&
3 ßÌã
ª!$#
ãNà6Î/
tó¡ãø9$#
wur
ßÌã
ãNà6Î/
uô£ãèø9$#
(#qè=ÏJò6çGÏ9ur
no£Ïèø9$#
(#rçÉi9x6çGÏ9ur
©!$#
4n?tã
$tB
öNä31yyd
öNà6¯=yès9ur
crãä3ô±n@
ÇÊÑÎÈ
“Bulan ramadhan adalah bulan yang
diturunkannya Al Quran yang berfungsi sebagai petunjuk bagi manusia dan
penjelasan-penjelasannya mengenai itu …” (QS Al-Baqoroh [2]: 185).
Kedua, Al Quran adalah petunjuk bagi
orang-orang yang bertaqwa. Allah berfirman,
y7Ï9ºs
Ü=»tGÅ6ø9$#
w |=÷u
¡ ÏmÏù
¡ Wèd
z`É)FßJù=Ïj9
ÇËÈ
“Kitab Al Quran ini tidak ada keraguan di dalamnya, petunjuk
bagi mereka yang bertaqwa” (QS Al-Baqoroh [2]: 2).
Ketiga,
petunjuk bagi orang-orang yang beriman. Allah berfirman,
öqs9ur çm»oYù=yèy_ $ºR#uäöè% $|ÏJygõr& (#qä9$s)©9 wöqs9 ôMn=Å_Áèù ÿ¼çmçG»t#uä ( @ÏJygõ#uä @Î1ttãur 3 ö@è% uqèd úïÏ%©#Ï9 (#qãZtB#uä Wèd Öä!$xÿÏ©ur ( úïÏ%©!$#ur w cqãYÏB÷sã þÎû öNÎgÏR#s#uä Öø%ur uqèdur óOÎgøn=tæ ¸Jtã 4 Í´¯»s9'ré& c÷ry$uZã `ÏB ¥b%s3¨B 7Ïèt/ ÇÍÍÈ
“…. ‘Al Quran itu adalan petunjuk
dan penawar bagi orang-orang beriman…” (QS Fussila [41]: 44).
b. Al-Furqon
(pembeda)
Dalam
Al Quran dikatakan bahwa ia adalah yang membedakan dan bahkan memisahkan antara
yang hak dan yang batil atau antara yang benar dengan yang salah. Allah
berfirman, “Bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al Quran yang berfungsi
sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu
dan pembeda (antara yang hak dan yang batil) … (QS Al-Baqaroh [2] : 185).
c. Al-Syifa (Obat)
Al-Qur’an dikatakan bahwa ia berfungsi sebagai obat bagi
penyakit yang ada di dalam dada (mungkin yang dimaksud disini adalah penyakit
psikologis). Allah berfiman,
$pkr'¯»t
â¨$¨Z9$#
ôs%
Nä3ø?uä!$y_
×psàÏãöq¨B
`ÏiB
öNà6În/§
Öä!$xÿÏ©ur
$yJÏj9
Îû
ÍrßÁ9$#
Yèdur
×puH÷quur
tûüÏYÏB÷sßJù=Ïj9
ÇÎÐÈ
“Hai manusia sesungguhnya telah datang
kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh dari penyakit-penyakit (yang
berada) dalam dada dan
petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman”(QS Yunus [10] : 57).
d. Al Mau’idzoh (nasehat)
Dalam Al-Qur’an dikatakan bahwa ia
berfungsi sebagai nasehat bagi orang-orang bertaqwa. Allah berfirman,
#x»yd
×b$ut/
Ĩ$¨Y=Ïj9
Yèdur
×psàÏãöqtBur
úüÉ)GßJù=Ïj9
ÇÊÌÑÈ
“Al-Qur’an
ini adalah penerangan bagi seluruh manusia dan petunjuk serta pelajaran bagi
orang-orang bertaqwa” (QS Ali-Imron [3]: 138)
E.
Bukti kebenaran Al Quran
Al Quran mempunyai banyak sekian banyak fungsi . di
antaranya adalah bukti kebenaran Nabi Muhamad SAW. Bukti kebenaran dikemukakan
dalam bentuk tantangan yang bersifat : Pertama,
menatang siapapun yang meragukan Al Quran dan menyuru kepada mereka agar
menyusun semacam Al Quran seperti keseluruhan ( QS [52] : 34). Kedua, menantang mereka untuk membuat
sepuluh surah semacam Al Quran (QS [11] : 13). Seluru Al Quran berisikan 114
surah. Ketiga, menantang mereka untuk
menyusun sesuatu seperti atau lebih kurang sama dengan satu surah saja semacam
Al Quran (qs [10] : 36). Keempat menantang
mereka untuk menyusun sesuatu seperti atau lebih kurang sama dengan satu surah
dar Al Quran (QS [2] : 23)
Dalam
hal ini Al Quran menegaskan :
@è%
ÈûÈõ©9
ÏMyèyJtGô_$#
ߧRM}$#
`Éfø9$#ur
#n?tã
br&
(#qè?ù't
È@÷VÏJÎ/
#x»yd
Èb#uäöà)ø9$#
w tbqè?ù't
¾Ï&Î#÷WÏJÎ/
öqs9ur
c%x.
öNåkÝÕ÷èt/
<Ù÷èt7Ï9
#ZÎgsß
ÇÑÑÈ
Katakanlah: "Sesungguhnya
jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya
mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan Dia, Sekalipun sebagian
mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain".
Walaupun
Al Quran menjadi bukti kebenaran Nabi Muhamad, tetapi fungsi utamanya adalah
menjadi “petunjuk untuk seluruh umat manusi.” Petunjuk yang dimaksud adalah
petunjuk agama, atau yang biasa disebut juga dengan syari’at dari segi
pengertian bahasa kebahasaan, berarti “jalan menuju sumber air.” Jasmani
manusia, bahkan seluruh makluk hidup, membutukan “air kehidupan.” Di sini
syari’atnya. Rohaninyapun membutukan air kehidupan. Disini, syari”at
mengantarkan seseorang menuju air kehidupan itu.
Rahman
Abdul dan Masudi, Metodologi Studi Islam,
Curup, Lembaga Penerbitan dan Percetakan STAIN Curup 2011, hal 68
F. Pendekatan Memahami Al Quran
Al
Quran merupakan kitab suci yang berisi petunjuk untuk kehidupan umat manusia di
dunia ini. Dengan petunjuk Al Quran, kehidupan manusia akan berjalan dengan
baik, manakala mereka memiliki problema, maka problema itu dapat terpecahkan
sehingga ibarat penyakit akan ditemukan obatnya dengan Al-Qur’an itu.
Sebaliknya, tanpa petunjuk Al-Qur’an kehidupan manusia menjadi semraut,
problematika hidup selalu bermunculan, satu masalah belum terselesaikan lalu
muncul lagi masalah yang lebih rumit.
Oleh karena itu,
menjadi amat penting bagi umat Islam untuk memahami Al Quran dengan
sebaik-baiknya sehingga Al-Quran bisa kita pahami dengan benar lalu kita
gunakan dengan sebenar-benarnya. Adapun sebagai da’i, memahami Al Quran dengan
baik menjadi lebih penting lagi agar kita bisa menda’wahkan Al Quran dengan
sebaik-baiknya. Untuk bisa memahami Al Quran dengan baik, ada beberapa
pendekatan yang bisa kita lakukan.
1.
Memahami
Al Quran Dengan Al Quran.
Al-Qur’an
merupakan wahyu Allah SWT yang antara satu dengan lainnya saling membenarkan
dan menafsirkan, karenanya tidak akan kita temukan kontradiksi antara satu ayat
dengan ayat lainnya, Allah berfirman yang artinya: Maka apakah mereka tidak
memperhatikan Al Quran?. Kalau sekiranya Al-Qur’an itu bukan dari sisi Allah,
tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya (QS 4:82).
2.
Memahami
Al Quran Dengan Hadits.
3.
Memahami
Al Quran Dengan Asbabun Nuzul.
Tidak kurang
dari sepertiga Al-Quran turun dengan asbabun nuzul (sebab turunnya Al Quran).
Ini berarti, untuk memahami maksud, tujuan dan kandungan Al Quran harus kita
lakukan melalui asbabun nuzul. Menurut Manna Khalil Al Qattan dalam bukunya
Mabahits fi Ulumil Quran mendefinisikan asbabun nuzul: “Sesuatu hal yang karenanya
Al Quran diturunkan untuk menerangkan status (hukum)nya, pada masa hal itu
terjadi, baik berupa peristiwa maupun pertanyaan”.
4.
Memahami
Al Qur’an Dengan Qaul Sahabat.
5.
Memahami
Al Qur an Dengan Makna Katanya.
6.
Memahami
Al Quran Dengan Tafsir Para Ulama.
BAB III
KESIMPULAN
Al Quran adalah
firman Allah yang tiada tandingannya, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
penutup para Nabi dan Rasul, dengan perantaraan Malaikat Jibril AS dan ditulis
pada mushaf-mushaf yang kemudian disampaikan kepada kita secara mutawatir,
serta membaca dan mempelajarinya merupakan ibadah, yang dimulai dengan surat
Al-Fatihah dan ditutup dengan surat An-Nas.
Penulisan Al
Quran sudah dimulai sejak zaman Nabi Muhammad SAW, pada masa ketika Nabi
Muhammad SAW masih hidup, terdapat beberapa orang yang ditunjuk untuk
menuliskan Al Quran yakni Zaid bin Tsabit, Ali bin Abi Talib, Muawiyah bin Abu
Sufyan dan Ubay bin Kaab. Sahabat yang lain juga kerap menuliskan wahyu
tersebut walau tidak diperintahkan. Media penulisan yang digunakan saat itu
berupa pelepah kurma, lempengan batu, daun lontar, kulit atau daun kayu,
pelana, potongan tulang belulang binatang. Di samping itu banyak juga
sahabat-sahabat langsung menghafalkan ayat-ayat Al-Qur'an setelah wahyu
diturunkan.
ulumul qur’an adalah ilmu yang
membahas hal-hal yang berhubungan dengan Al Quran, baik dari aspek keberadaanya
sebagai Al Quran maupun aspek pemahaman kandunganya sebagai pedoman dan
petunjuk bagi manusia atau ilmu-ilmu yang berhubungan dengan berbagai aspek
yang terkait dengan keperluan membahas Al Quran.
Fungsi Al Quran sebagai Al-Huda (petunjuk), Al-Furqon (pembeda),
Al-Syifa (Obat), dan Al
Mau’idzoh (nasehat).
Pendekatan
Memahami Al Quran dengan memahami Al Quran dengan Al Quran,
memahami Al Quran dengan hadits,
memahami Al Quran dengan asbabun nuzul, memahami Al Quran dengan qaul sahabat,
memahami Al Quran dengan makna katanya, memahami Al Quran dengan tafsir para
ulama.
DAFTAR
PUSTAKA
Nata Abuddin, Metodologi
Studi Islam, PT RajaGrafindo Persada Jakarta, 2004.
Rahma Abdul dan Masudi, Metodologi Studi Islam, Lembaga penerbitan dan
percetakan (LP2) STAIN Curup,
2010.
No comments:
Post a Comment