Monday 7 May 2012

makalah metodelogi studi islam


MAKALA
METEOLOGI STUDI ISLAM
TENTANG AL QURAN
STAIN BW

SYARIAH (EPI) IC
DISUSUN OLEH
NAMA : ANGGA WIJAYA SAPUTRA
NIM : 11631092

Kementrian Agama Republik Indonesia
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
(STAIN) CURUP
Jl. Dr. AK Gani No 1 Fac. (0732) 21010
Telp. 21010 – 21759 Kotak Pos. 10839119


KATA PENGANTAR
            Puji syukur saya haturkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunianya, makalah ini dapat di selesaikan. Tak lupa pula saya sampaikan banyak terima kasih atas pertanyaan para pembaca yang telah menggunakan makalah ini sebagai panduan untuk mempelajari lebih detail tentang Meteologi Studi Islam. Saya berusaha mengulas secara rinci tentang hal tersebut.
            Akhir kata saya mengucapkan banyak terima kasih kepada para pembaca, apabila terdapat kekurangan dan kesalahan dalam penulisan makalah ini. Saya mengharap kritik dan saran dari pembaca agar saya dapat lebih mengembangkan lagi makalah ini dan penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan serta pengetahuan pembaca. Amin.

                                                                                                            Curup 12 Nopember 2011



                                                                                                                        Penulis


DAFTAR ISI
Kata Pengantar  ……………………………………………………..………………           2
Bab I Pendahuluan  …………………………………………………………………           4
A.                Latar Belakang  ………………................................................................             4
B.                Rumusan masalah  ………………............................................................             4
C.                Tujuan penulisan  ……………………………………………………….              4
Bab II Pembahasan  ……………………………………………………………….              5
A.                Pengertian dan Sejarah Turunnya Al Quran ……………………………              5
B.                 Sejarah Penulisan dan Pembukuan Al Quran ……………………….…               5
C.                 Pengertian Ulum Quran....................................................................                      6
D.                Fungsi Al Quran............................................................................                         7
E.                 Bukti kebenaran Al Quran...............................................................                      9
F.                  Pendekatan Memahami Al Quran....................................................                      9
Bab III Kesimpulan  ……………………………………………………………….             11
Daftar Pustaka    ……………………………………………………………..........              12


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sesungguhnya Al Quran( القرآن) merupakan kitab suci bagi umat islam, sebagai sumber hukum yang utama dan pertama mengatur tatanan kehidupan manusia dan memuat segala aspirasi dan sumber motivasi umat, baik berhubungan dengan kehidupan duia maupun di akherat.
Oleh sebab itu eksistensi Al Quran sangat diperlukan dan dibutukan serta diperuntukan kepada seluruh umat manusia, keberadannya adalah menepati posisi sentral bagi seluruh aspek kehidupan manusia, sebab makna nyata yang terkandung di dalamnya adlah sebagai petunjuk, bayyinah serta menjadi furqon sehingga wajar jika Al Quran mendapatkan perhatian yang amat besar bagi semua pihak yang ingin memperoleh cahaya serta mengenal lebih dekat dengan ajaran islam.
Umat Islam percaya bahwa Al Quran merupakan puncak dan penutup wahyu Allah yang diperuntukkan bagi manusia, dan bagian dari rukun iman, yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, melalui perantaraan Malaikat Jibril.
Dengan definisi tersebut sebagaimana dipercayai umat Muslim, firman Allah yang diturunkan kepada Nabi selain Nabi Muhammad SAW, tidak dinamakan Al Quran seperti Kitab Taurat yang diturunkan kepada umat Nabi Musa AS atau Kitab Injil yang diturunkan kepada umat Nabi Isa AS. Demikian pula firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang membacanya tidak dianggap sebagai ibadah, seperti Hadits Qudsi, tidak termasuk Al Quran.

B.     Rumusan Masalah.
Dari latar belakang diatas maka dapat diambil suatu masalah yaitu :
1.      Pengertian Al Quran dan Sejarah turunnya Al Quran.
2.      Sejarah Penulisan dan Pembukuan Al Quran.
3.      Pengertian Ulum Quran
4.      Fungsi Al Quran.
5.      Bukti kebenaran Al Quran
6.      Pendekatan memahami Al Quran.


C.    Tujuan Penulisan
Karena pentingnya Meteologi Studi Islam bagi hidup dan untuk peningkatan kualitas pendidikan beragama Islam dimasa depan kita, maka disusunlah makalah ini sebagai pemacu pemikiran yang lebih luas. Tujuan penulisan ini iyalah untuk menambah wawasan tentang Meteologi Studi Islam.
 

Rahman Abdul dan Masudi, Metodologi Studi Islam, Curup, Lembaga Penerbitan dan Percetakan STAIN Curup 2011, hal 53
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian dan Sejarah Turunnya Al Quran.
Secara Etimologi Ditinjau dari segi kebahasaan, Al Quran berasal dari bahasa Arab yang berarti "bacaan" atau "sesuatu yang dibaca berulang-ulang". Kata Al Quran adalah bentuk kata benda (masdar) dari kata kerja qara'a yang artinya membaca.
Secara Trimonologi Al Quran berarti al-kalam al mu’jiz yang diturunkan oleh Alla SWT kepada Nabi Muhamad SAW dengan jalan wahyu. Sementara menurut Hasby as-Siddhiqey mengatakan bahwa Al Quran adalah nama bagi kalamullah yang diturunkan kepada nabi muhamad yang di tulis dalam mushaf.
 Lebih rincinya Al Quran adalah firman Allah yang tiada tandingannya, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW penutup para Nabi dan Rasul, dengan perantaraan Malaikat Jibril AS dan ditulis pada mushaf-mushaf yang kemudian disampaikan kepada kita secara mutawatir, serta membaca dan mempelajarinya merupakan ibadah, yang dimulai dengan surat Al-Fatihah dan ditutup dengan surat An-Nas.
Al Quran terdiri atas 114 bagian yang dikenal dengan nama surah (surat). Setiap surat  terdiri atas beberapa ayat, di mana surat terpanjang 286 ayat adalah surat Al Baqarah dan yang terpendek hanya memiliki 3 ayat yakni surat Al Kautsar, An-Nasr dan Al-Așr. Surat-surat yang panjang terbagi lagi atas sub bagian lagi yang disebut ruku' yang membahas tema atau topik tertentu.
Al Quran terbagi menjadi dua yaitu Makkiyah dan Madaniyah. Sedangkan menurut tempat diturunkannya, surat Makkiyah(diturnkan di Mekah) dan Madaniyah(diturnkan di Madinah) Pembagian ini berdasarkan tempat dan waktu penurunan surat dan ayat tertentu di mana surat-surat yang turun sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah digolongkan surat Makkiyah sedangkan setelahnya tergolong surat Madaniyah.
Al Quran tidak turun sekaligus. Al Quran turun secara berangsur-angsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Oleh para ulama membagi masa turun ini dibagi menjadi 2 periode, yaitu periode Mekkah dan periode Madinah. Periode Mekkah berlangsung selama 12 tahun masa kenabian Rasulullah SAW dan surat-surat yang turun pada waktu ini tergolong surat Makkiyyah. Sedangkan periode Madinah yang dimulai sejak peristiwa hijrah berlangsung selama 10 tahun dan surat yang turun pada kurun waktu ini disebut surat Madaniyah.

 

Rahman Abdul dan Masudi, Metodologi Studi Islam, Curup, Lembaga Penerbitan dan Percetakan STAIN Curup 2011, hal 57


B.     Sejarah Penulisan dan Pembukuan Al Quran.
Penulisan Al Quran sudah dimulai sejak zaman Nabi Muhammad SAW, pada masa ketika Nabi Muhammad SAW masih hidup, terdapat beberapa orang yang ditunjuk untuk menuliskan Al Quran yakni Zaid bin Tsabit, Ali bin Abi Talib, Muawiyah bin Abu Sufyan dan Ubay bin Kaab. Sahabat yang lain juga kerap menuliskan wahyu tersebut walau tidak diperintahkan. Media penulisan yang digunakan saat itu berupa pelepah kurma, lempengan batu, daun lontar, kulit atau daun kayu, pelana, potongan tulang belulang binatang. Di samping itu banyak juga sahabat-sahabat langsung menghafalkan ayat-ayat Al-Qur'an setelah wahyu diturunkan.
·         Pada masa pemerintahan Abu Bakar
Pada masa kekhalifahan Abu Bakar, terjadi beberapa pertempuran (dalam perang yang dikenal dengan nama perang Ridda) yang mengakibatkan tewasnya beberapa penghafal Al Quran dalam jumlah yang signifikan. Umar bin Khattab yang saat itu merasa sangat khawatir akan keadaan tersebut lantas meminta kepada Abu Bakar untuk mengumpulkan seluruh tulisan Al Quran yang saat itu tersebar di antara para sahabat. Abu Bakar lantas memerintahkan Zaid bin Tsabit sebagai koordinator pelaksaan tugas tersebut. Setelah pekerjaan tersebut selesai dan Al Quran tersusun secara rapi dalam satu mushaf, hasilnya diserahkan kepada Abu Bakar. Abu Bakar menyimpan mushaf tersebut hingga wafatnya kemudian mushaf tersebut berpindah kepada Umar sebagai khalifah penerusnya, selanjutnya mushaf dipegang oleh anaknya yakni Hafsah yang juga istri Nabi Muhammad SAW.
·         Pada masa pemerintahan Utsman bin Affan
Pada masa pemerintahan khalifah Utsman bin Affan, terdapat keragaman dalam cara pembacaan Al Quran (qira'at) yang disebabkan oleh adanya perbedaan dialek (lahjah) antar suku yang berasal dari daerah berbeda-beda. Hal ini menimbulkan kekhawatiran Utsman sehingga ia mengambil kebijakan untuk membuat sebuah mushaf standar (menyalin mushaf yang dipegang Hafsah) yang ditulis dengan sebuah jenis penulisan yang baku. Standar tersebut, yang kemudian dikenal dengan istilah cara penulisan (rasam) Utsmani yang digunakan hingga saat ini. Bersamaan dengan standarisasi ini, seluruh mushaf yang berbeda dengan standar yang dihasilkan diperintahkan untuk dimusnahkan (dibakar). Dengan proses ini Utsman berhasil mencegah bahaya laten terjadinya perselisihan di antara umat Islam di masa depan dalam penulisan dan pembacaan Al Quran.
·         Pada masa Kholifah Al Makmun (813-833 M), para ahli qiroah menambahkan lagi berbagai tanda dalam Al Quran, seperti membuat tanda-tanda ayat, tanda-tanda waqof (berhenti membaca), serta tanda-tanda ibtida (memulai membaca), dan menerangkan identitas surat pada awal setiap surat. Seperti nama surah, tempat turunnya dan jumlah ayatnya. Tanda-tanda lainnya, adalah tanda pemisah antara satu juz, seperti Juz Amma, yang diikuti dengan penomorannya, tanda hizd untuk membedakan satu hizd dengan hizd lainnya, tiap tanda dibagi empat, satu perempat ditulis al rub, seperdua nizf dan tiga perempat ats tsul.

C.    Pengertian Ulum Quran
Secara etimologi, kata Ulumul Qur’an berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari dua kata, yaitu “ulum” dan “Al-Qur’an”. Kata ulum adalah bentuk jama’ dari kata “ilmu” yang berarti ilmu-ilmu.
Kata ulum yang disandarkan kepada kata Al Quran telah memberikan pengertian bahwa ilmu ini merupakan kumpulan sejumlah ilmu yang berhubungan dengan Al Quran, baik dari segi keberadaanya sebagai Al Quran maupun dari segi pemahaman terhadap petunjuk yang terkandung di dalamnaya.
Sedangkan menurut terminologi terdapat berbagai definisi yang dimaksud dengan ulumul Quran diantara lain :
  • Assuyuthi ra. dalam kitab Itmamu al-Dirayah mengatakan :
    “Ilmu yang membahas tentang keadaan Al Quran dari segi turunya, sanadnya, adabnya makna-maknanya, baik yang berhubungan lafadz-lafadznya maupun yang berhubungan dengan hukum-hukumnya, dan sebagainya”.
  • Al-Zarqany ra. memberikan definisi sebagai berikut:
    “Beberapa pembahasan yang berhubungan dengan Al Quran Al-Karim dari segi turunya, urutannya, pengumpulannya, penulisannya, bacaannya, penafsirannya, kemu’jizatannya, nasikh mansukhnya, penolakan hal-hal yang bisa menimbulkan keraguan terhadapnya, dan sebagainya”.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa ulumul qur’an adalah ilmu yang membahas hal-hal yang berhubungan dengan Al Quran, baik dari aspek keberadaanya sebagai Al Quran maupun aspek pemahaman kandunganya sebagai pedoman dan petunjuk bagi manusia atau ilmu-ilmu yang berhubungan dengan berbagai aspek yang terkait dengan keperluan membahas Al Quran.
Secara garis besar Ilmu Al Quran terbagi dua pokok bahasan yaitu :
  1. Ilmu yang berhubungan dengan riwayat semata-mata, seperti ilmu yang membahas tentang macam-macam qira’at, tempat turun ayat-ayat Al Quran, waktu-waktu turunnya dan sebab-sebabnya.
  2. Ilmu yang berhubungan dengan dirayah, yakni ilmu yang diperoleh dengan jalan penelaahan secara mendalam seperti memahami lafadz yang ghorib (asing) serta mengetahui makna ayat-ayat yang berhubungan dengan hukum.

D.    Fungsi Al Quran.

Fungsi Al Quran sebagai tersurat dalam nama-namanya adalah sebagai berikut:
a.       Al-Huda (petunjuk)   

Pertama petunjuk bagi manusia secara umum. Allah berfirman,

ãöky­ tb$ŸÒtBu üÏ%©!$# tAÌRé& ÏmŠÏù ãb#uäöà)ø9$# Wèd Ĩ$¨Y=Ïj9 ;M»oYÉit/ur z`ÏiB 3yßgø9$# Èb$s%öàÿø9$#ur 4 `yJsù yÍky­ ãNä3YÏB tök¤9$# çmôJÝÁuŠù=sù ( `tBur tb$Ÿ2 $³ÒƒÍsD ÷rr& 4n?tã 9xÿy ×o£Ïèsù ô`ÏiB BQ$­ƒr& tyzé& 3 ߃̍ムª!$# ãNà6Î/ tó¡ãŠø9$# Ÿwur ߃̍ムãNà6Î/ uŽô£ãèø9$# (#qè=ÏJò6çGÏ9ur no£Ïèø9$# (#rçŽÉi9x6çGÏ9ur ©!$# 4n?tã $tB öNä31yyd öNà6¯=yès9ur šcrãä3ô±n@ ÇÊÑÎÈ  
“Bulan ramadhan adalah bulan yang diturunkannya Al Quran yang berfungsi sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasannya mengenai itu …” (QS Al-Baqoroh [2]: 185).

Kedua, Al Quran adalah petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa. Allah berfirman,
y7Ï9ºsŒ Ü=»tGÅ6ø9$# Ÿw |=÷ƒu ¡ ÏmÏù ¡ Wèd z`ŠÉ)­FßJù=Ïj9 ÇËÈ  
 “Kitab Al Quran ini tidak ada keraguan di dalamnya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa” (QS Al-Baqoroh [2]: 2).

Ketiga, petunjuk bagi orang-orang yang beriman. Allah berfirman,

öqs9ur çm»oYù=yèy_ $ºR#uäöè% $|ÏJygõƒr& (#qä9$s)©9 Ÿwöqs9 ôMn=Å_Áèù ÿ¼çmçG»tƒ#uä ( @ÏJygõƒ­#uä @Î1ttãur 3 ö@è% uqèd šúïÏ%©#Ï9 (#qãZtB#uä Wèd Öä!$xÿÏ©ur ( šúïÏ%©!$#ur Ÿw šcqãYÏB÷sムþÎû öNÎgÏR#sŒ#uä ֍ø%ur uqèdur óOÎgøŠn=tæ ¸Jtã 4 šÍ´¯»s9'ré& šc÷ryŠ$uZム`ÏB ¥b%s3¨B 7Ïèt/ ÇÍÍÈ  


“…. ‘Al Quran itu adalan petunjuk dan penawar bagi orang-orang beriman…” (QS Fussila [41]: 44).

b. Al-Furqon (pembeda)
Dalam Al Quran dikatakan bahwa ia adalah yang membedakan dan bahkan memisahkan antara yang hak dan yang batil atau antara yang benar dengan yang salah. Allah berfirman, “Bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al Quran yang berfungsi sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil) … (QS Al-Baqaroh [2] : 185).

c. Al-Syifa (Obat)
Al-Qur’an dikatakan bahwa ia berfungsi sebagai obat bagi penyakit yang ada di dalam dada (mungkin yang dimaksud disini adalah penyakit psikologis). Allah berfiman,

$pkšr'¯»tƒ â¨$¨Z9$# ôs% Nä3ø?uä!$y_ ×psàÏãöq¨B `ÏiB öNà6În/§ Öä!$xÿÏ©ur $yJÏj9 Îû ÍrߐÁ9$# Yèdur ×puH÷quur tûüÏYÏB÷sßJù=Ïj9 ÇÎÐÈ  
“Hai manusia sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh dari penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman”(QS Yunus [10] : 57).

d. Al Mau’idzoh (nasehat)
Dalam Al-Qur’an dikatakan bahwa ia berfungsi sebagai nasehat bagi orang-orang bertaqwa. Allah berfirman,
#x»yd ×b$ut/ Ĩ$¨Y=Ïj9 Yèdur ×psàÏãöqtBur šúüÉ)­GßJù=Ïj9 ÇÊÌÑÈ  
“Al-Qur’an ini adalah penerangan bagi seluruh manusia dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang bertaqwa” (QS Ali-Imron [3]: 138)

E.     Bukti kebenaran Al Quran
Al Quran mempunyai banyak sekian banyak fungsi . di antaranya adalah bukti kebenaran Nabi Muhamad SAW. Bukti kebenaran dikemukakan dalam bentuk tantangan yang bersifat : Pertama, menatang siapapun yang meragukan Al Quran dan menyuru kepada mereka agar menyusun semacam Al Quran seperti keseluruhan ( QS [52] : 34). Kedua, menantang mereka untuk membuat sepuluh surah semacam Al Quran (QS [11] : 13). Seluru Al Quran berisikan 114 surah. Ketiga, menantang mereka untuk menyusun sesuatu seperti atau lebih kurang sama dengan satu surah saja semacam Al Quran (qs [10] : 36). Keempat menantang mereka untuk menyusun sesuatu seperti atau lebih kurang sama dengan satu surah dar Al Quran (QS [2] : 23)
Dalam hal ini Al Quran menegaskan :
@è% ÈûÈõ©9 ÏMyèyJtGô_$# ߧRM}$# `Éfø9$#ur #n?tã br& (#qè?ù'tƒ È@÷VÏJÎ/ #x»yd Èb#uäöà)ø9$# Ÿw tbqè?ù'tƒ ¾Ï&Î#÷WÏJÎ/ öqs9ur šc%x. öNåkÝÕ÷èt/ <Ù÷èt7Ï9 #ZŽÎgsß ÇÑÑÈ  
Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan Dia, Sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain".
            Walaupun Al Quran menjadi bukti kebenaran Nabi Muhamad, tetapi fungsi utamanya adalah menjadi “petunjuk untuk seluruh umat manusi.” Petunjuk yang dimaksud adalah petunjuk agama, atau yang biasa disebut juga dengan syari’at dari segi pengertian bahasa kebahasaan, berarti “jalan menuju sumber air.” Jasmani manusia, bahkan seluruh makluk hidup, membutukan “air kehidupan.” Di sini syari’atnya. Rohaninyapun membutukan air kehidupan. Disini, syari”at mengantarkan seseorang menuju air kehidupan itu.

 

Rahman Abdul dan Masudi, Metodologi Studi Islam, Curup, Lembaga Penerbitan dan Percetakan STAIN Curup 2011, hal 68


F.     Pendekatan Memahami Al Quran

            Al Quran merupakan kitab suci yang berisi petunjuk untuk kehidupan umat manusia di dunia ini. Dengan petunjuk Al Quran, kehidupan manusia akan berjalan dengan baik, manakala mereka memiliki problema, maka problema itu dapat terpecahkan sehingga ibarat penyakit akan ditemukan obatnya dengan Al-Qur’an itu. Sebaliknya, tanpa petunjuk Al-Qur’an kehidupan manusia menjadi semraut, problematika hidup selalu bermunculan, satu masalah belum terselesaikan lalu muncul lagi masalah yang lebih rumit.
Oleh karena itu, menjadi amat penting bagi umat Islam untuk memahami Al Quran dengan sebaik-baiknya sehingga Al-Quran bisa kita pahami dengan benar lalu kita gunakan dengan sebenar-benarnya. Adapun sebagai da’i, memahami Al Quran dengan baik menjadi lebih penting lagi agar kita bisa menda’wahkan Al Quran dengan sebaik-baiknya. Untuk bisa memahami Al Quran dengan baik, ada beberapa pendekatan yang bisa kita lakukan.
1.      Memahami Al Quran Dengan Al Quran.
Al-Qur’an merupakan wahyu Allah SWT yang antara satu dengan lainnya saling membenarkan dan menafsirkan, karenanya tidak akan kita temukan kontradiksi antara satu ayat dengan ayat lainnya, Allah berfirman yang artinya: Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran?. Kalau sekiranya Al-Qur’an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya (QS 4:82).
2.      Memahami Al Quran Dengan Hadits.

3.      Memahami Al Quran Dengan Asbabun Nuzul.

Tidak kurang dari sepertiga Al-Quran turun dengan asbabun nuzul (sebab turunnya Al Quran). Ini berarti, untuk memahami maksud, tujuan dan kandungan Al Quran harus kita lakukan melalui asbabun nuzul. Menurut Manna Khalil Al Qattan dalam bukunya Mabahits fi Ulumil Quran mendefinisikan asbabun nuzul: “Sesuatu hal yang karenanya Al Quran diturunkan untuk menerangkan status (hukum)nya, pada masa hal itu terjadi, baik berupa peristiwa maupun pertanyaan”.
4.      Memahami Al Qur’an Dengan Qaul Sahabat.

5.      Memahami Al Qur an Dengan Makna Katanya.

6.      Memahami Al Quran Dengan Tafsir Para Ulama.


BAB III
KESIMPULAN
Al Quran adalah firman Allah yang tiada tandingannya, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW penutup para Nabi dan Rasul, dengan perantaraan Malaikat Jibril AS dan ditulis pada mushaf-mushaf yang kemudian disampaikan kepada kita secara mutawatir, serta membaca dan mempelajarinya merupakan ibadah, yang dimulai dengan surat Al-Fatihah dan ditutup dengan surat An-Nas.
Penulisan Al Quran sudah dimulai sejak zaman Nabi Muhammad SAW, pada masa ketika Nabi Muhammad SAW masih hidup, terdapat beberapa orang yang ditunjuk untuk menuliskan Al Quran yakni Zaid bin Tsabit, Ali bin Abi Talib, Muawiyah bin Abu Sufyan dan Ubay bin Kaab. Sahabat yang lain juga kerap menuliskan wahyu tersebut walau tidak diperintahkan. Media penulisan yang digunakan saat itu berupa pelepah kurma, lempengan batu, daun lontar, kulit atau daun kayu, pelana, potongan tulang belulang binatang. Di samping itu banyak juga sahabat-sahabat langsung menghafalkan ayat-ayat Al-Qur'an setelah wahyu diturunkan.
ulumul qur’an adalah ilmu yang membahas hal-hal yang berhubungan dengan Al Quran, baik dari aspek keberadaanya sebagai Al Quran maupun aspek pemahaman kandunganya sebagai pedoman dan petunjuk bagi manusia atau ilmu-ilmu yang berhubungan dengan berbagai aspek yang terkait dengan keperluan membahas Al Quran.
Fungsi Al Quran sebagai Al-Huda (petunjuk),  Al-Furqon (pembeda),  Al-Syifa (Obat), dan Al Mau’idzoh (nasehat).
Pendekatan Memahami Al Quran dengan memahami Al Quran dengan Al Quran,
memahami Al Quran dengan hadits, memahami Al Quran dengan asbabun nuzul, memahami Al Quran dengan qaul sahabat, memahami Al Quran dengan makna katanya, memahami Al Quran dengan tafsir para ulama.



DAFTAR PUSTAKA


Nata Abuddin, Metodologi Studi Islam, PT RajaGrafindo Persada Jakarta, 2004.

Rahma Abdul dan Masudi, Metodologi Studi Islam, Lembaga penerbitan dan
percetakan (LP2) STAIN Curup, 2010.